PENTINGNYA MEMAHAMI DIABETES MELITUS
Tanpa upaya pencegahan dan program pengendalian yang efektif, maka penderita diabetes akan terus meningkat di Indonesia. Prediksi WHO memperkirakan pada 2030 ada 21,3 juta penduduk Indonesia merupakan penderita diabetes. Apakah kita akan menjadi salah satunya? Tentu saja tidak apabila kita mulai memahami faktor risiko dan memulai gaya hidup sehat.
Apa itu diabetes melitus? Mengapa disebut penyakit kencing manis?
Unit terkecil dari tubuh kita adalah sel. Dalam melaksanakan fungsinya, sel membutuhkan energi. Glukosa atau gula, merupakan sumber energi bagi sel. Dalam proses metabolisme glukosa menjadi energi, membutuhkan hormon yang dinamakan hormon insulin. Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbulah penyakit yang dinamakan dengan Diabetes Melitus (DM) atau Penyakit Gula atau Penyakit Kencing Manis.
Apa saja gejala diabetes melitus?
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
- poliuria (banyak berkemih)
- polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
- polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
- penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
- penglihatan kabur
- penyembuhan luka yang buruk
- disfungsi ereksi pada pasien pria
- gatal pada kelamin pasien wanita
Diagnosis DM bukan hanya dari gejalanya saja, namun harus diikuti dengan pemeriksaan darah yaitu pemeriksaan glukosa darah dari pembuluh darah vena. Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
- Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL
- Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL
- Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL
- Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%
- Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
- Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
- TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya adalah
- Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO 140 mg/dL
- Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199 mg/dL
Diabetes terdiri dari beberapa jenis yaitu DM tipe 1 yang terjadi karena kekurangan hormon insulin di dalam tubuh, DM tipe 2 karena hormon Insulin yang dihasilkan tidak bermanfaat untuk mengatur kadar gula dalam darah (fungsi kerja insulin tidak efektif), DM gestasional yang terjadi pada masa kehamilan dan DM lainnya yang diakibatkan karena pemakaian obat mapun disebabkan penyakit lainnya.
Diabetes yang umumnya terjadi pada anak dan remaja adalah DM tipe 1. Sejak dulu DM pada anak ini sebenarnya sudah ada, namun tidak terdeteksi dengan baik, sehingga kejadiannya seperti fenomena gunung es. Terjadinya DM tipe 1 pada anak dan remaja dapat disebabkankarena faktor genetik (keturunan), auto-imun (kelainan sistem imunitas), pola hidup tidak bersih dan sehat seperti diet yang tidak sehat. Kelainan sistim imunitas terjadi karena adanya peradangan pada sel beta (insulitis). Insulitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal di antaranya virus, seperti rubella dan herpes. Kondisi ini menyebabkan timbulnya antibodi terhadap sel b yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel b) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya mengakibatkan kerusakan sel beta pada pankreas yang mempunyai fungsi memproduksi hormone insulin.
Apa saja komplikasi diabetes melitus?
Diabetes dapat mengakibatkan komplikasi yang bersifat akut maupun menahun (kronis). Komplikasi akut diabetes dapat mengakibatkan koma diabetikum dan kematian mendadak. Sementara komplikasi kronisnya memberikan beban biaya pengobatan yang mahal, dan menurunkan produktifitas bagi penderitanya. Komplikasi akut diabetes yaitu hiperglikemia (kadar gula darah naik cepat secara drastis) dan juga bisa hipoglikemi (kadar gula darah turun secara cepat). Kondisi ini yang mengakibatkan kematian lebih dini bagi penyandangdiabetes. Sementara komplikasi kronis dari diabetes dapat berupa :
- Makroangiopati (kerusakan pembuluh darah besar) misalnya:
- Gangguan pada pembuluh darah jantung
- Gangguan pada pembuluh darah tepi yang dapat mengakibatkan luka pada telapak kaki yang sulit sembuh
- Gangguan pada pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan stroke
- Mikroangiopati (kerusakan pembuluh darah kecil) misalnya :
- Retinopati diabetik yang dapat mengakibatkan kebutaan
- Nefropati diabetik (penyakit ginjal diabetes) yang dapat mengakibatkan kegagalan fungsi ginjal
- Neuropati ( Kelainan saraf)
Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah diabetes melitus?
Monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM ini dilakukan di Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM dan implementasi perilaku CERDIK.
Cerdik ini mempunyai makna,
Cek kesehatan berkala,
Enyahkan asap rokok,
Rajin aktifitas fisik,
Diet Sehat dan seimbang,
Istirahat cukup,
Kelola Stress.
sumber : http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar