Minggu, 22 Januari 2017

TUPOKSI SEKSI P2PTM


TUPOKSI BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT




SOTK DINKES

Peraturan Walikota Blitar Nomor 58 Tahun 2016 
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan



MISI, TUJUAN DAN SASARAN DINKES KOTA BLITAR


VISI DINAS KESEHATAN KOTA BLITAR

VISI DINAS KESEHATAN KOTA BLITAR



TINDAK KEKERASAN



Kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu masalah yang bersifat global yang berdampak luas terhadap kesehatan. Kekerasan terjadi akibat kesenjangan kekuasaan. Terdapat keterkaitan yang kuat antara faktor individu, hubungan, lingkungan maupun masyarakat yang merupakan penyebab terjadinya KDRT.

Kekerasan tersebut bukan hanya yang berbentuk fisik, tetapi juga kekerasan psikis, sosial ekonomi dan seksual yang sering kali luput dari perhatian. Kematian akibat kekerasan terjadi di negara-negara berkembang mencapai dua kali lipat dari negara maju (Riskesdas 2007).

Dalam laporan Komnas Perempuan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia meningkat pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Jumlah korban kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2009 mencapai 143.586 orang. Angka ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 54.425 (2008), 25.522 (2007) dan 22.512 (2006). Menurut bentuk kekerasan yang dialami pada tahun 2009, yang terbanyak yaitu KDRT (95%), diikuti dengan kekerasan komunitas (5%) dan kekerasan berkaitan dengan peran negara (1%). Dalam KDRT, kekerasan seksual merupakan bentuk kekerasan yang mendominasi (48,68%), diikuti dengan kekerasan psikis (48,28%), kekerasan ekonomi (1,83%) dan kekerasan fisik (1,21%). 

 sumber : http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=20

CEDERA AKIBAT LALU LINTAS



Cedera sudah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh negara dan lebih dari dua per tiga dialami oleh negara berkembang. Kematian akibat cedera diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta (9,2% dari kematian secara keseluruhan) dan diestimasikan menempati peringkat ketiga disability adjusted life years (DALYs) pada tahun 2020.

Masalah cedera memberikan kontribusi pada kematian sebesar 15%, beban penyakit 25% dan kerugian ekonomi 5% growth development product (GDP). Di Indonesia, kerugian ekonomi akibat cedera khususnya untuk lalu lintas diperkirakan sebesar 2,9% pendapatan domestik bruto (PDB). Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cedera di seluruh dunia. Kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-9 pada DALY dan diperkirakan akan menempati peringkat ke-3 di tahun 2020 sedangkan di negara berkembang urutan ke-2.
Cedera akibat kecelakaan lalu-lintas adalah penyebab utama kematian dan disabilitas (ketidakmampuan) secara umum terutama di negara berkembang. Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu prioritas penanggulangan penyakit tidak menular berdasarkan Kepmenkes 116/Menkes/SK/VIII/2003. Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu dari 1,0% pada tahun 1986, menjadi 1,5% pada tahun 1992, 1,9% pada tahun 1995, 3,5% pada tahun 1998 dan menjadi 5,7% di tahun 2001. Di Indonesia sebagian besar (70,0%) korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara sepeda motor yang berusia produktif (15-55 tahun) dan berpenghasilan rendah. Cedera kepala (33,2%) menempati peringkat pertama pada urutan cedera yang dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas.
Menonjolnya angka kesakitan dan kematian ini merupakan permasalahan kesehatan masyarakat Kondisi ini merupakan alasan adanya program pengendalian cedera di Indonesia.

sumber : http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=19

DIABETES MELLITUS





PENTINGNYA MEMAHAMI DIABETES MELITUS
Tanpa upaya pencegahan dan program pengendalian yang efektif, maka penderita diabetes akan terus meningkat di Indonesia. Prediksi WHO memperkirakan pada 2030 ada 21,3 juta penduduk Indonesia merupakan penderita diabetes. Apakah kita akan menjadi salah satunya? Tentu saja tidak apabila kita mulai memahami faktor risiko dan memulai gaya hidup sehat.

Apa itu diabetes melitus? Mengapa disebut penyakit kencing manis?
Unit terkecil dari tubuh kita adalah sel. Dalam melaksanakan fungsinya, sel membutuhkan energi. Glukosa atau gula, merupakan sumber energi bagi sel. Dalam proses metabolisme glukosa menjadi energi, membutuhkan hormon yang dinamakan hormon insulin. Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbulah penyakit yang dinamakan dengan Diabetes Melitus (DM) atau Penyakit Gula atau Penyakit Kencing Manis.

Apa saja gejala diabetes melitus?
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
  • poliuria (banyak berkemih)
  • polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
  • polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
  • penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
  • lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
  • penglihatan kabur
  • penyembuhan luka yang buruk
  • disfungsi ereksi pada pasien pria
  • gatal pada kelamin pasien wanita
Kapan saya disebut penderita diabetes melitus?
Diagnosis DM bukan hanya dari gejalanya saja, namun harus diikuti dengan pemeriksaan darah yaitu pemeriksaan glukosa darah dari pembuluh darah vena. Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
  • Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL
  • Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL
  • Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL
  • Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%
Bagaimana cara pemeriksaan kadar glukosa darah tersebut dilakukan?
  • Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
  • Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
  • TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.
Apakah yang dimaksud dengan prediabetes?
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya adalah
  • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO 140 mg/dL
  • Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199 mg/dL
Benarkah diabetes melitus dapat terjadi pada anak remaja?
Diabetes terdiri dari beberapa jenis yaitu DM tipe 1 yang terjadi karena kekurangan hormon insulin di dalam tubuh, DM tipe 2 karena hormon Insulin yang dihasilkan tidak bermanfaat untuk mengatur kadar gula dalam darah (fungsi kerja insulin tidak efektif), DM gestasional yang terjadi pada masa kehamilan dan DM lainnya yang diakibatkan karena pemakaian obat mapun disebabkan penyakit lainnya.
Diabetes yang umumnya terjadi pada anak dan remaja adalah DM tipe 1. Sejak dulu DM pada anak ini sebenarnya sudah ada, namun tidak terdeteksi dengan baik, sehingga kejadiannya seperti fenomena gunung es. Terjadinya DM tipe 1 pada anak dan remaja dapat disebabkankarena faktor genetik (keturunan), auto-imun (kelainan sistem imunitas), pola hidup tidak bersih dan sehat seperti diet yang tidak sehat. Kelainan sistim imunitas terjadi karena adanya peradangan pada sel beta (insulitis). Insulitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal di antaranya virus, seperti rubella dan herpes. Kondisi ini menyebabkan timbulnya antibodi terhadap sel b yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel b) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya mengakibatkan kerusakan sel beta pada pankreas yang mempunyai fungsi memproduksi hormone insulin.
Apa saja komplikasi diabetes melitus?
Diabetes dapat mengakibatkan komplikasi yang bersifat akut maupun menahun (kronis). Komplikasi akut diabetes dapat mengakibatkan koma diabetikum dan kematian mendadak. Sementara komplikasi kronisnya memberikan beban biaya pengobatan yang mahal, dan menurunkan produktifitas bagi penderitanya. Komplikasi akut diabetes yaitu hiperglikemia (kadar gula darah naik cepat secara drastis) dan juga bisa hipoglikemi (kadar gula darah turun secara cepat). Kondisi ini yang mengakibatkan kematian lebih dini bagi penyandangdiabetes. Sementara komplikasi kronis dari diabetes dapat berupa :
  • Makroangiopati (kerusakan pembuluh darah besar) misalnya:
    1. Gangguan pada pembuluh darah jantung
    2. Gangguan pada pembuluh darah tepi yang dapat mengakibatkan luka pada telapak kaki yang sulit sembuh
    3. Gangguan pada pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan stroke
  • Mikroangiopati (kerusakan pembuluh darah kecil) misalnya :
    1. Retinopati diabetik yang dapat mengakibatkan kebutaan
    2. Nefropati diabetik (penyakit ginjal diabetes) yang dapat mengakibatkan kegagalan fungsi ginjal
    3. Neuropati ( Kelainan saraf)
Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit di malam hari.

Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah diabetes melitus?
Monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM ini dilakukan di Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM dan implementasi perilaku CERDIK.
Cerdik ini mempunyai makna,
    Cek kesehatan berkala,
    Enyahkan asap rokok,
    Rajin aktifitas fisik,
    Diet Sehat dan seimbang,
    Istirahat cukup,
    Kelola Stress.

sumber : http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=8

STROKE



Tuan B 41 tahun mendapat serangan stroke mendadak. Pada pagi hari pasien tidak merasakan apa-apa. Saat beraktifitas di sawah pasien merasakan sakit kepala yang sangat hebat dan setelah itu pasien merasakan tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Saat berada di rumah pasien muntah sebanyak 2 kali dan kemudian bicaranya pelo padahal sebelumnya tidak pelo.

Kasus lain juga menimpa Ny.N 65 tahun, ia dibawa keluarganya ke Rumah Sakit dengan keluhan utama lemah pada tangan kanan dan kaki kanan secara mendadak. Keluhan ini datang mendadak pada saat penderita sedang duduk sambil mengobrol . Selain itu penderita merasa mulut mencong ke kanan dan bicara pelo.

Dua kasus diatas merupakan satu dari banyak kasus kejadian stroke di Indonesia. Kejadiannya yang mendadak tanpa permisi memberikan dampak buruk yang drastis pada penderitanya. 

Bayangkan saja ketika anda sedang asyik mengobrol tiba - tiba mulut anda mencong dan badan anda lemah sebelah, sungguh mengerikan bukan? Maka tim kami akan berusaha memberikan informasi seputar stroke agar anda dan keluarga terhindar dari bahaya penyakit ini.Apa sih yang dimaksud dengan penyakit stroke?

Badan kesehatan dunia atau WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain kelainan pembuluh darah.

Ada berapa macam jenis stroke?
Stroke ada 2 macam yang pertama disebut stroke hemoragik yaitu stroke yang diakibatkan perdarahan pada otak. Kedua stroke non hemoragik yaitu akibat tersumbatnya pembuluh darah otak sehingga jaringan otak tidak mendapat nutrisi dan oksigen.
 

Apa saja risiko terjadinya stroke?
Faktor risiko penyakit stroke diantaranya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus,merokok, konsumsi alkohol, kelebihan lemak darah atau hiperlipidemia, dan kurang aktifitas.
 
Bagaimana gejala dan tanda penyakit stroke?
Gejala yang muncul diantaranya :

  • Tiba-tiba merasa lemah pada sebelah wajah, serta lengan dan kaki terutama satu sisi tubuh.
  • Tiba-tiba kebingungan dan kesulitan bicara
  • Sakit kepala hebat
  • Penglihatan mendadak terganggu
  • Tiba-tiba kesulitan berjalan, gangguan keseimbangan dan koordinasi
Gejala yang muncul dapat dinilai dengan metode FAST. Metode ini dapat dilihat diartikel kami selanjutnya
 
Apa yang harus dilakukan bila keluarga anda menunjukan gejala stroke?
time is brain, waktu sangat berharga untuk penderita stroke, apabila terlambat ditangani bisa berakhir dengan kematian. Hal-hal yang yang perlu anda lakukan adalah :

  • Amankan penderita, baringkan dengan posisi setengah duduk
  • Segera panggil bantuan dan telepon ambulan
  • Jangan beri makanan atau minuman karena penderita stroke tidak dapat menelan dengan baik. Cairan yang diminum dikhawatirkan masuk ke saluran napas dan mengganggu pernapasan
  • Pastikan jalan napas aman.Perhatikan hidung dan mulut tidak ada sumbatan, bila ada air liur miringkan tubuh pasien dan bersihkan mulut dari air liur.Waktu yang aman adalah 20 menit sampai pasien tiba di rumah sakit. Bila lebih dari itu dampak yang muncul dapat lebih buruk.
 
sumber : http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=7

PPOK

 

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)


Kenali Gejalanya dan Hindari Faktor Risikonya
Apa yang dimaksud dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik dahulu disebut dengan Penyakit Paru Obstruktif Menahun. Penyakit ini ditandai dengan adanya perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Perlambatan Aliran udara umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.

PPOK
Apa saja gejala PPOK?
Seseorang dengan PPOK ringan dapat tanpa keluhan atau gejala. Hal ini berbahaya karena apabila faktor risikonya tidak dihindari maka penyakit ini akan semakin progresif. PPOK dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:
  • Sesak napas
  • Batuk-batuk kronis (batuk 2 minggu)
  • Sputum yang produktif (batuk berdahak)
Pada PPOK eksaserbasi akut terdapat gejala yang bertambah parah seperti:
  • Bertambahnya sesak napas
  • Kadang-kadang disertai mengi
  • Bertambahnya batuk disertai meningkatnya sputum (dahak)
  • Sputum menjadi lebih purulen dan berubah warna
  • Gejala non-spesifik: lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah, depresi
Apa saja faktor risiko PPOK?
  1. Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
    • Riwayat merokok
      • Perokok Aktif
      • Perokok Pasif
    • Bekas perokok: Bila merupakan bekas perokok harus dinilai derakat berat merokok dengan menggunakan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
      • Ringan : 0-200
      • Sedang : 200-600
      • Berat : >600
  2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
  3. Hipereaktiviti bronkus
  4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
  5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia
Apa saja dampak buruk dari asap rokok?
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya untuk tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Dengan komponen utama:
  • Nikotin, zat berbahaya penyebab kecanduan
  • Tar, bersifat karsinogenik
  • CO, menurunkan kandungan oksigen dalam darah
Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, khususnya kanker paru, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung koroner, dan gangguan pembuluh darah, disamping menyebabkan penurunan kesuburan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan janin (fisik dan IQ), gangguan imunitas bayi dan peningkatan kematian perinatal.
Selain berdampak buruk bagi kesehatan perokok itu sendiri, Asap Rokok Orang Lain (AROL) juga berbahaya bagi kesehatan orang di sekitarnya, yang dalam hal ini menjadi perokok pasif. AROL adalah gabungan antara asap yang dikeluarkan oleh ujung rokok yang membara dan produk tembakau lainnya serta asap yang dihembuskan oleh perokok. Tidak ada batas aman untuk AROL. Hasil survey menunjukkan bahwa jumlah perokok pasif perempuan di Indonesia 62 juta dan laki-laki 30 juta, dan yang paling menyedihkan adalah jumlah anak usia 0-4 tahun yang terpapar AROL sebesar 11,4 juta anak. Perokok pasif ini mempunyai risiko terkena penyakit kanker 30 % lebih besar dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap rokok, juga terkena penyakit jantung iskemik yang disebabkan oleh asap rokok.


Pemeriksaan apa yang harus dilakukaan untuk menunjang diagnosis PPOK?
  • Spirometri. Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang digunakan disebut spirometer
  • Radiologi (Rontgen Thoraks)
  • Bila eksaserbasi akut: analisis gas darah, DPL, Sputum gram, Kultur MOR

Apa saja prinsip terapi PPOK?
  • Edukasi dan motivasi untuk berhenti merokok
  • Farmakoterapi: bronkodilator, steroid, mukolitik, antioksidan
  • Terapi non-farmakologis:
  • Rehabilitas: latihan fisik, latihan pernapasan
  • Terapi oksigen jangka panjang (15 jam sehari) pada PPOK Stadium III
  • Nutrisi
  • Pembedahan pada PPOK berat

Vaksinasi apakah yang bermanfaat dalam mencegah PPOK?
Pada PPOK Eksaserbasi akut biasanya disebabkan oleh infeksi mukosa trakeobronkial, terutama oleh bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Moraxella catarrhalis. Maka vaksinasi influenza dan pneumokok dapat bermanfaat dalam mencegak PPOK Eksaserbasi akut.

http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=6

obesitas



  
DEFINISI
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011)
Obesitas dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prevalensi hipertensi, intoleransi glukosa, dan penyakit jantung koroner aterosklerotik pada pasien-pasien yang obese.
FAKTOR PENYEBAB
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki berat badan berlebih atau obesitas (CDC, 2009). Diantaranya adalah:
  • Ketidakseimbangan antara asupan kalori dari makanan dengan penggunaan kalori sebagai energi pada aktivitas fisik.
  • Lingkungan tempat tinggal dan tempat bekerja.
  • Faktor genetik.
  • Faktor lain seperti obat-obatan.Orang yang menggunakan steroid jangka panjang akan mengalami penambahan berat badan.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh beberapa ahli fisiologi, dimana salah satu faktor yang dapat menyebabkan kegemukan adalah dikarenakan kurangnya olahraga. Faktor-faktor lainnya adalah karena gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan rasa puas lainnya, pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat pemberian makan yang berlebihan pada saat usia anak-anak, gangguan endokrin tertentu seperti hipotiroidisme, gangguan pusat pengatur kenyak- selera makan (satiety-apetite centre) di hipotalamus dan kelezatan makanan yang tersedia (Sherwood, 2001).

Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (WHO, 2011).
Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)
IMT = Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

sumber : http://pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=5

Kanker Leher Rahim







KENALI LEBIH DINI GEJALA KANKER LEHER RAHIM

APAKAH KANKER LEHER RAHIM ITU ?
Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama.

APA FAKTOR RISIKO TERJADINYA KANKER LEHER RAHIM ?
1.      Menikah/mulai melakukan aktifitas seksual di usia muda (<20 tahun)
2.      Berganti-ganti pasangan seksual
3.      Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan.
4.      Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul (IMS)
5.      Perempuan yang melahirkan banyak anak
6.      Merokok/ terpapar asap rokok (perokok pasif)
7.      Memiliki riwayat keluarga dengan kanker
8.      Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
9.      Adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya
10.  Penurunan kekebalan tubuh misalnya karena HIV/AIDS dan penggunaan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang.

BAGAIMANA CARA MENCEGAH KANKER LEHER RAHIM ?
1.      Pencegahan utama adalah menghindari faktor risiko kanker leher rahim terutama dengan tidak berperilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun)
2.      Selain itu juga menghindari asap rokok (aktif dan pasif), menindak lanjuti hasil pemeriksaan IVA/pap smear dengan hasil positif.
3.      Melakukan vaksinasi HPV

APAKAH GEJALA KANKER LEHER RAHIM ?
Stadium dini
·         Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Sehingga terkadang sulit untuk dikenali.
Stadium lanjut:
·         Keputihan dan  pendarahan sesudah senggama perlu dicurigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim
·         Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut :
1.      Haid tidak teratur
2.      Nyeri panggul
3.      Nyeri saat berhubungan seksual
4.      Pendarahan spontan tidak pada masa haid/ diantara menstruasi
5.      Pendarahan pada masa menopause
6.      Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan terkadang bercampur darah seperti nanah.
           
APAKAH ITU DETEKSI DINI ?
Pemeriksaan untuk menemukan kanker leher rahim dari sejak perubahan awal sel (displasia) sampai dengan pra kanker.
Perempuan yang pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini (tes pap ataupun IVA) dapat menurunkan risiko terkena kanker leher rahim.

BAGAIMANA CARA PEMERIKSAANNYA ?
1.      Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
2.      Pap Smear (Papanicolau/ Pap test)
3.      Biopsi, dll

APAKAH ITU IVA ?
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat / cuka dapur encer (konsentrasi 3-5%).  Pada lesi pre kanker setelah ditunggu kurang lebih satu menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada sel (displasia) yang disebut  acetowhite epithelium.

MENGAPA MEMILIH IVA ?
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum pra kanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya.

APA TINDAKAN BILA DITEMUKAN KELAINAN ?
Jika dalam pemeriksaan IVA terlihat lesi berwarna putih dengan ukuran kurang dari 2 mm, dokter/bidan akan melakukan pengobatan dengan tindakan krioterapi yang dapat dilakukan di Puskesmas.
Bila bercak putih lebih dari 2 mm, petugas puskesmas akan merujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.


APAKAH ITU KRIOTERAPI ?
Krioterapi adalah tindakan pengobatan memakai alat krioterapi dengan cara pendinginan agar terjadi pembekuan untuk menghancurkan sel yang tidak normal.

APA YANG DILAKUKAN SETELAH KRIOTERAPI ?
Setelah dilakukan krioterapi, dokter/ bidan akan menjadwalkan pemeriksaan ulang pada 7 hari dan 6 bulan setelah tindakan.

DIMANA MELAKUKAN TES IVA ?
Tes IVA dapat dilakukan di tempat-tempat sbb :     
  • Bidan Desa 
  • Puskesmas 
  • Puskesmas Pembantu 
  • Rumah Sakit dan 
  • Rumah Bersalin.

PENGOBATAN APA YANG DILAKUKAN BILA DIKETAHUI ADA LESI PRE KANKER ?
1.      Krioterapi
Adalah perusakan sel-sel pre kanker dengan cara dibekukan. Tindakan ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas oleh tenaga kesehatan terlatih.
2.      Elektrokauter
Adalah perusakan sel-sel pre kanker dengan cara dibakar dengan alat kauter. Dilakukan oleh dokter ahli kanduingan dengan anestesi.
3.      Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP)
Adalah pengangkatan jaringan yang mengandung sel prakanker dengan jalan LEEP
4.      Konisasi
Adalah pengangkatan jaringan yang mengandung sel prakanker dengan jalan operasi
5.      Histerektomi
Pengangkatan seluruh rahim termasuk juga leher rahim.


sumber : http://pptm.depkes.go.id/cms/frontend/?p=infoptm&id=4